KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam
bidang studi Profesi Pendidikan yang
bertemakan “Professionalisme Guru “.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
kritik, gagasan dan saran selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan
serta harapan semoga tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat
bagi semua pembaca. Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan
Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
kependidikan demi terciptanya pendidik professional
Atas
semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Sukoharjo, 20 Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
RUMUSAN
MASALAH
C.
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DAYA SAING
B.
PENGERTIAN
PENDIDIKAN
C.
PENGERTIAN
PROFESSIONALISME GURU
D.
PERAN GURU PROFESIONALISME DALAM TENAGA PENDIDIKAN
E.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GURU PROFESIONAL
F.
UPAYA-UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam
upaya meningkatkan kualitas kehidupan, di samping juga merupakan faktor penentu
bagi perkembangan sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik.
Pendidikan juga dipandang sebagai sarana paling strategis untuk mengangkat
harkat dan martabat suatu bangsa. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan
bagi kehidupan masyarakat, maka pemerintah dewasa ini sangat memperhatikan segala
aspek pendidikan yang ada untuk ditingkatkan, termasuk peningkatan mutu
produktivitas guru. Harapannya adalah agar pendidikan di Indonesia bangkit dari
keterpurukan dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Bentuk
perhatian ini, secara khusus tercermin dalam kebijakanpemerintah, antara lain: berupa
pemenuhan sarana perundang undangan, peningkatan anggaran pendidikan, sampai pada upaya penyempurnaan
berbagai regulasi yang berlaku untuk memajukan pendidikan nasional.
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan
oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat
berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang
kependidikan. Dalam menghadapi tuntunan situasi perkembangan zaman dan
pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan
secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek dimensi,jenjang dan
tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para
pelaksana dalam bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk mampu menjawab
tuntutan tersebut melalui fungsi-fungsinya sebagai guru.
Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang
maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara
berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional agar menghasilkan SDM yang
berkualitas sehingga bangsa mampu berdaya saing seiring perkembangan zaman
yang semakin maju.
B. RUMUSAN
MASALAH
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun makalah ini, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan daya saing bangsa?
1. Apa yang dimaksud dengan daya saing bangsa?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
3. Apa
yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
4.
Apa saja peran guru profesional dalam tenaga kependidikan?
5.
Apa saja faktor yang mempengaruhi
guru profesional?
6. Bagaimana
upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam berkarya membangun SDM yang lebih
baik?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi pendidikan, juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme guru, dan
diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional, menghasilkan
SDM yang berkualitas sehingga
bangsa mampu berdaya saing
seiring perkembangan zaman yang semakin pesat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Daya Saing
Daya
saing adalah kapasitas bangsa untuk menghadapi tantangan persaingan pasar
internasional dan tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan riil-nya.
Daya
saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi
pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat
pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan
tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka
terhadap persaingan eksternal.
Daya
saing didefinisikan sebagai posisi relatif dari salah satu pesaing terhadap
para pesaing yang lain. Posisi relatif masa kini, melihat ke masa depan. Daya
saing dapat disebut sebagai kesiapan suatu bangsa untuk interaksi daya saing
masa depan.
Pemahaman terhadap suatu istilah
dengan berlandaskan ilmu pengetahuan dan sumber yang benar akan mengarahkan
pemahaman yang benar terhadap istilah itu sendiri. Menurut (http://kamusbahasaindonesia.org. daya saing, adalah kemampuan makhluk hidup untuk dapat tumbuh
(berkembang) secara normal di antara makhluk hidup lainnya sebagai pesaing
dalam satu habitat (dalam satu bidang usaha dan sebagainya)
Berdasarkan pemahaman tersebut
pengertian daya saing dalam konteks kondisi kekinian menggambarkan
kemampuan bangsa-bangsa dalam menghadapi
tantangan dalam berbagai dimensi
kehidupan. Semakin tinggi kemampuan daya
saing suatu bangsa, semakin unggul bangsa tersebut dalam menghadapi persaingan
dengan bangsa lain. Bangsa Indonesia
memiliki sumberdaya alam yang sangat kaya dan dengan jumlah
penduduk nomor empat di dunia, sudah
sepatutnya meningkatkan kemampuan di segala bidang untuk meningkatkan daya
saing dengan bangsa-bangsa lainnya.
B. Pengertian Pendidikan
Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M)
menjelaskan bahwa, Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing
dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan
Encyclopedia Americana (1978), Pendidikan merupakan sebarang proses
yang dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau
mengembangkan sikap-sikap ataupun keterampilan-keterampilan.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas
dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa
warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat.
Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang
berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial
yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang
kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan
pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan
informal di luar sekolah).
Prof. Herman H. Horn, pendidikan adalah proses abadi dari
penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisk dan
mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam
sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
Carter V. Good, Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang
dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial
dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya
di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan
kepribadiannya.
Kohnstamm dan Gunning (1995), Pendidikan adalah pembentukan hati
nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara
etis, sesuai denga hati nurani.
M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi
adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak
merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu
berlangsung.
Prof. Dr. John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman.
Karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan
batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan
pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian
pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
Prof. H. Mahmud Yunus, pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja
dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan
keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si
anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta
seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), Pendidikan diartikan sebagai
proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang
lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
C. Pengertian Professionalisme Guru
Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan
yang dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu menransfer keilmuan ke
dalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam
diri poserta didik. Maka, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara
komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif.
Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan
aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan
menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk
mengembangkan kemampuan afektif, emosional, social dan spiritual siswa, sesuatu
yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keungulan yang terdapat dalam diri
anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menemukan
aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Di atas telah dijelaskan tentang mengapa profesi guru sebagai
profesi khusus dan luhur. Berikut akan diuraikan tentang 2 tuntutan yang harus
dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya mendewasakan anak didik. Tuntutan itu
adalah:
1. Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang
baik untuk pengembangan bakat anak didik.
2. Mengembangkan potensi umum sehingga dapat
bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-pilihan. Anak didik mampu
mengambil keputusan untuk menentukan mana yang baik atau tidak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok
satu sebagai tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah
suatu pengembangan konsep manusia terhadap apa yang baik dan bersifat ekslusif.
Maksudnya adalah bahwa konsep manusia terhadap apa yang baik hanya dikembangkan
dari sudut pandang yang sudah ada pada diri siswa sehingga tak terakomodir
konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak diajarkan bahwa
untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa
sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan
sehingga menutup kemungkinan akan timbulnya visi bersama akan hal yang baik.
Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih
menekankan akan kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik
tidak hanya berdasarkan pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya.
Di lain pihak guru mempersiapkan anak didik untuk melaksanakan kebebasannya
dalam mengem- bangkan visi apa yang baik secara konkrit dengan penuh rasa
tanggung jawab di tengah kehidupan bermasyarakat. Komitmen guru dalam mengajar
guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua lebih lanjut diuraikan bahwa guru
harus memiliki tanggungjawab terhadap apa yang ditentukan oleh lembaga sekolah.
Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, pelajaran dan siswa supaya mengalami
proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik dan supaya tidak terjadi
penyalahgunaan jabatan. Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan
bagi guru untuk mengembangkan, memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan,
membuat dan mengevaluasi sesuatu proses yang baik artinya guru mempunyai
kewenangan. Hal ini menjadi perlu bagi seorang yang profesional dalam pekerjaannya.
Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut bertanggung jawab
terhadap `proses' anak didik. Ma-syarakat dapat mengajukan saran, kritik bagi
lembaga sekolah. Lembaga sekolah boleh saja mempertimbangkan atau menggunakan
masukan dari masyarakat untuk mengembangkan pendidikan tetapi lembaga sekolah
atau guru tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendak masyarakat karena hal
ini menyebabkan hilangnya profesionalitas guru dan otonomi lembaga sekolah atau
guru.
Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika
moral profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan
dianggap sebagai beban melainkan visi yang akan dicapai guru melalui proses
belajar mengajar. Guru perlu diberikan otonomi untuk mengembangkan dan mencapai
tuntutan tersebut.
D. Peran guru
profesionalisme dalam tenaga pendidikan
Proses merupakan serangkaian aktivitas dalam memberlangsungkan
sesuatu dari awal sampai akhir, maka suatu proses merupakan suatu rangkaian
yang tidak terpisah dari fungsi dan proses manajemen.
Proses dari pada administrasi dan manajemen,menurut Luther Gullick
yang terkenal dengan akronim ( Suwarno, 24 ) adalah :
1. Perencanaan ( planing ) adalah perincian dalam garis besar untuk
memudahkan pelaksanaan dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan maksud
atau tujuan badan usaha itu.
2. Pengorganisasian adalah menetapkan struktur formal dari pada
kewenangan dimana pekerjaan di bagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan dan
dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3. Penyusunan pegawai adalah keseluruhan fungsi dari pada
kepegawaian sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara
situasi pekerjaan yang menyenangkan.
4. Pembina kerja (directing)merupakan tugas yang terus menerus
didalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus atau umum
dan intruksi intruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan usaha
atau organisasi
5. Pengkoordinasiaan (coordinating) merupakan jewajiban yang
penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan.
6. Pelaporan (reporting) yaitu pimpinan yang bertanggung jawab
harus mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan maupun
bawahannya melalui catatan,penelitian, maupun inpeksi
7. Anggaran (budgeting) yaitu semua anggaran akan berjalan dengan
baik bila disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran dan
pengawasan anggaran.
Dengan pandangan diatas maka guru yang profesional dituntut harus
mampu berperan selaku manajer yang baik yang didalamnya harus mampu
melangsungkan seluruh tahap –tahap aktivitas dan proses pembelajaran dengan
manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat diraih
dengan hasil yang memuaskan.
Peran guru profesional atau tenaga kependidikan adalah :
a. Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga
kependidikan yang harus memiliki kesetabilan emosi, ingin memajukan peserta
didik, bersifat realistas, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap
perkembangan,terutama inovasi pendidikan
b. Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat,untuk itu harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia
dan sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerja sama.
c. Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu
kepemimpinan menguasai prinsif hubungan manusia, tekhnik berkomunikasi serta
menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada di sekolah
d. Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar
yakni tenaga kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode
mengajar dan harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas
maupun di luar kelas.
E. Faktor- faktor yang mempengaruhi
guru profesional
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru
profesional antara lain sebagai berikut:
a. Status Akademik
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara
sederhana pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan
oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga –tenaga profesional tersebut pada dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari sebagai segi diantaranya:
Untuk menciptakan tenaga –tenaga profesional tersebut pada dasarnya disekolah dibina dan dikembangkan dari sebagai segi diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah - sekolah keguruan
yang membina dan menciftakan tenaga-tenaga profesional ini diberikan ilmu -
ilmu pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada anak
didik,juga diberikan ilmu –ilmu pengetahuan khusus unuk menunjang
kepropfesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu mendidik, ilmu jiwa ,
didaktik metodik administrasi pendidikan dan sebagainya.
2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan
berdasarkan praktek adalah cara melakukan apayang tersebut dalam teori ( W.J.S.
Porwadarminta 1999:99 )
b. Pengalaman belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir
mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai
guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Hal tersebut dikarenakan guru
kurang mampu untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar
mengajar yang berlangsung.
c. Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan
mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan.
Seseorang yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang
yang keadaannya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanakan hak nya itu
dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila
disertai dengan adanya rasa mencintai terhadap apa yang dilakukannya itu.
d. Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat- sifat yang
merupakan watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang
guru ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar
kepribadian seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian
siswa untuk menanamkan akhlak yang baik sebagai umat manusia
Mendidik adalah prilaku yang universal artinya pada dasarnya semua
orang dapat melakukannya, orang tua mendidik anaknya, pemimpin mendidik
bawahannya , pelatih mendidik anak asuhnya dan sudah barang tentu guru mendidik
muridnya. Tetapi bagaimana cara mendidik yang lebih efektif dibanding dengan
cara mendidik yang biasa.
Dihadapan anak, guru dianggap sebagai orang yanng mempunyai
kelebihan dibanding dengan orang – orang yanng dikenal oleh mereka. Oleh sebab
itu guru harus mampu bertindak sesuai dengan kedudukannya seperti yang
dinyatakan oleh Kent Wiliam yaitu:
• Sebagai hakim
• Sebagai wakil masyarakat
• Sebagai narasumber
• Sebagai wasit
• Sebagai penolong siswa
• Seabagai objek identifikasi
• Sebagai pereda ketegangan atau kecemasan
• Sebagai pengganti orang tua
•Sebagai objek penumpahan masalah dan kekecewaan
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan proses belajar
mengajar sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki
kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Kompetensi tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Kompetensi pribadi
·
Memiliki
pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama
·
Memiliki
pengetahuan tentang budaya dan tradisi
·
Memlki
pengetahuan tentanng demokrasi
·
Memiliki
pengetahuan tentang estetika
·
Setia
terhadap harkat dan martabat manusia
Sedangkan
kompetensi lebih khusus pribadi adalah bersikap simpati, empati,terbuka,
berwibawa , bertanggunng jawab, dan mampu menilai diri sendiri
2.Kompetensi profesional,mencakup kemampuan dalam hal :
2.Kompetensi profesional,mencakup kemampuan dalam hal :
·
Mengerti
dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis dan psikologis
·
Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar
sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik
·
Mampu menangani mata pelajaran atau bidang
studi yang ditugaskan kepadanya
·
Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar
yang sesuai
·
Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan
media serta fasilitas yang lain
·
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan
program pengajaran
·
Mampu melaksanakan evaluasi belajar
·
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
3.Kompetensi sosial
Kemampuan
sosial tenaga kependidikan adalah salah satu daya atau kemampuan tenaga
kependidikan untuk memperiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
baik serta kemapuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi
kehidupan yang akan datang.
Tenaga kependidikan harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat,
mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik , mampu mendorong dan
menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi dan perilaku yang tidak
baik.
F. Upaya-upaya
untuk meningkatkan profesionalisme guru
Profesionalisme
guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan dunia pendidikan.
banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Jalan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:
1. Peningkatan
kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu
"membangun"manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus
memiliki kesejahteraan yang cukup Gaji yang memadai. Perlu ditata ulang sistem
penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupi
kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan
penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari
nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada
profesinya, tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan rumah tangganya serta
khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyai waktu yang cukup
untukmempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guru
dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat
dipergunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum
mencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan
akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan
dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi
belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil.
2. Kurangi
beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu. Sebaiknya
tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuat
oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang
disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati)
lalu disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat
dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru
pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
3.
Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan
profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui
pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak
membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memperdalam
pengetahuannya.
4. Pembinaan
perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20
dan penelitian penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada
satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai
wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.
5. Penciptaan
waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama menjadi sebuah bagian proses
pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah
menjadikan manusia makin menjadi "penganggur terhormat", dalam arti
semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas (mind)
dan kepribadian (personal).
6. Memahami
tuntutan standar profesi yang ada, Upaya memahami tuntutan standar profesi yang
ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai
prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini
didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global
sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara. Kedua,
sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi
secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih
baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan
belaiar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau
mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
7. Mencapai
kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, Kemudian upaya mencapai
kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi
guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru
memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan.
Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melalui in-service
tarining dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.
8. Membangun
hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru
dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui
apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
9.
Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu
tinggi kepada konstituen, Selanjutnya upaya membangun etos kerja atau budaya
kerja yang mengutamakan pelavanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan
suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan
pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituennya
yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan
pendidikan adalah termasuk pelayanan publik vang didanai. diadakan, dikontrol
oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
10. Mengadopsi
inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola
pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi
pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga
pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies).
Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya
memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar
terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah
organisasi profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan yang telah dibahas maka pemakalah dapat menyimpulkan bahwa pengembangan
profesionalistas guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, sebab kualitasnya lembaga pendidikan tergantung dari pada kualitas
guru dan guru yang terbaik ialah guru yang berprofesional. Selain itu, keprofesionalan guru sangat
dibutuhkan supaya para guru semakin meningkatkan kualitas pendidikan terutama
kualitas peserta didik sebagai generasi penerus bangsa agar mampu bersaing di
era globalisasi. Dalam upaya meningkatkan daya suatu bangsa, faktor
pendidikan yang didukung proses pembelajaran yang berkualitas dengan
tenaga-tenaga pendidikan yang profesional menjadi salah satu yang sangat berperan.Indonesia
memiliki seluruh kekuatan untuk menjadi bangsa yang berdaya saing. Untuk itu
perlu digali dan dibangun kembali melalui penyiapan sumber daya manusia yang
tangguh dan berkualitas.
B. SARAN
Pemakalah menyarankan bahwa demi tercapainya tujuan pendidikan, maka
seorang guru harus betul-betul mampu mengembangkan dirinya menguasai materinya
dengan sempurna, sehingga dapat disegani dan diakui sebagai guru professional yang
mampu berkarya dan bersaing dalam bidang pendidikan untuk mencetak generasi
penerus bangsa yang berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
http://www.m-edukasi.web.id/2013/03/bagaimana-guru-profesional-itu.html.
Usman, U. (1994) Menjadi guru professional. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offser
Casino Slot Machines - Mapyro
BalasHapusThe only place to 태백 출장안마 have an exciting game without 동두천 출장마사지 a lot of money. 춘천 출장마사지 The 울산광역 출장안마 game offers many fun games like video slots and bingo, along with more prizes. 부천 출장샵